BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu pertandingan atau
perlombaan olahraga, wasit memiliki peranan yang sangat penting sebagai
pemimpin pertandingan, misalnya pertandingan sepakbola antar desa, antar
kecematan, antar perkumpulan dan sebagainya selalu membutuhkan seorang wasit.
Demikian juga untuk suatu pertandingan atau perlombaan cabang olahraga yang
lain. Begitu pentingnya kedudukan seorang wasit, maka tanpa kehadiran dia
pertandingan atau perlombaan tidak dapat dilangsungkan karena tidak ada orang
yang memimpin. Wasit merupakan salah satu karir alternative dalam bidang
olahraga. Sebagai sebuah profesi, wasit harus memiliki criteria tertentu,
antara lain : adanya latihan khusus dan sertifikasi, memiliki tolok ukur dan
etika, adanyan organisasi dan melakukan komunikasi antara anggota, adanyan
pengakuan dari masyarakat terhadap kegiatan ini sebagai profesi, adanya
tanggung jawab yang jelas, dan mengadakan hubungan dengan profesi lain yang
relevan.
Dalam
pertandingan sepak bola, terdapat 4 petugas yang
memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit,
2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan
apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman
dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis
bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa
bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar,
ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti
posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki tugas untuk
mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan
memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa
pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim
dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk
menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu
bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.
1.1 Pengertian
Menurut kamus
bahasa indonesia pengertian dari wasit adalah penengah , perantara dan penentu
dalam pertandingan sepak bola, bola voli, dsb. Wasit juga bisa di sebut sebagai
pemisah, pelerai dan pendamai.
Wasit adalah
sesorang yang di tunjuk sebagai pengambil keputusan di dalam suatu
pertandingan. Hampir seluruh pertandingan olah raga membutuhkan wasit sebagai
penengahnya. Begitu juga dengan sepakbola. Wasit sepak bola meemiliki peran
yang sangat besar. Ia dapat menjadi penengah yang baik maupun bencana bagi tim
yang di rugikan.
Di dalam
pertandingan sepak bola, wasit ikut berlari untuk mengatur jalannya
pertandingan. Ia memiliki wewenang penuh dalam mengangambil keputusan di
lapangan saat pertandingan berlangsung.
Ia di bantu
oleh 2 orang hakim garis di sebelah kanan dan kiri lapangan. Selain itu, ia
berhak mengambil keputusan secara mutlak, baik itu sesuai dengan hakim hgaris
maupun tidak.
1.2 Peranan Wasit
§ Sebagai pengatur jalannya pertandingan
Wasit bertugas untuk memberi instruksi atas di mulainya
suatu pertandingan.Wasit juga bertugas mengatur jalannya pertandingan sepak
bola selama 45 menit pada kedua babak.
§ Sebagai pengambil keputusan.
Di dalam pertandingan sepak bola, banyak hal-hal yang harus
di putuskan oleh wasit. Keputusan yang salah bisa merugikan tim yang
bertanding. Keputusan wasit bisa menjadi penentu menang kalahnya suatu tim.
Saat terjadi pelanggaran misalnya, wasit wajib menentukan seberapa berat
pelanggaran tersebut. Apakah pelanggaran tersebut perlu di ganjar kartu kuning
atau kartu merah. Semua itu menjadi keputusan mutlak seorang wasit.
§ Sebagai penengah
Saat pertandingan tidak berjalan dengann kondusif dan
kerasnya adu fisik antara dua tim yang bertanding, wasit harus bisa
menenangkannya. Begitu juga halnya saat terjadi pertentangan atas suatu hal, ia
harus menjadi penengah agar tidak terjadi konflik yang lebih jauh.
§ Mencegah terjadinya kecurangan
Ada kalanya sebuah tim sepak bola bermain secara curang
untuk memperoleh kemenangan. Saat itulah, ia harus bisa melihat secara jeli
berbagai aksi kecurangan dan mencegah niat jahat tim yang bersangkutan. Banyak
cara curan yang bisa di lakukan, misalnya berpura-pura cidera, pura-pura jatuh
di kotak penalti, bermain kasar secara tersembunyi dan cara curang lainnya.
Jika itu terjadi, wasit harus secara tegas memberi ganjaran kepada pemain yang
melakukan hal-hal curang.
BAB
II
PEMBAHASAN
Tegaknya peraturan dalam olahraga sepak
bola dilapangan bergantung kepada wasit yang memimpin pertandingan. Hal ini dikarenakan wasit
adalah pengatur, pengadil, penegak aturan pertandingan di lapangan. Wasit
mempunyai hak penuh pada suatu pertandingan untuk menerapkan aturan yang
berkenaan kepada setiap pemain, tim sepak bola pelatih dan ofisial dalam sebuah tim . Karenanya
wasit pertandingan dilindungi sepenuhnya oleh badan sepak bola dunia FIFA. Wasit dilapangan juga punya peran menentukan pada
kualitas sebuah pertandingan, serta kenyamanan suatu pertandingan untuk
dinikmati. Satu kali saja tindakan blunder seorang wasit maka akan menodai
pertandingan tersebut. Sebuah gol bias sah dan tidak sah, pelanggaran bias
pinalti atau tendangan bebas, pemain layak dikartu kuning atau langsung merah,
dll adalah keputusan krusial yang menjadi beban tersendiri bagi wasit.
Wasit
sepakbola di Indonesia yang sudah memiliki lisensi dari Badan Sepak bola Dunia
(FIFA) sudah semakin bertambah jumlahnya, dan hal ini tentu merupakan suatu
kemajuan sepak bola nasional. Namun jumlahnya masih minim yaitu masih bias
dihitung dengan jari. Memang untuk lolos menjadi wasit FIFA harus memenuhi
beberapa persyaratan tertentu, antara lain wasit tersebut harus melalui program
kepelatihan Konfederasi Sepak bola Asia
(AFC).
AFC membuat peraturan
baru yaitu batasan usia 35 tahun bagi wasit yang akan diundang mengikuti
kursus. Salah satu wasit terbaik Indonesia saat ini adalah Jimmy Napitupulu
yang berharap teman-temannya mau belajar memperdalam bahasa Inggris untuk bisa
memimpin pertandingan internasional. Pada saat ini dominasi wasit negara Timur
Tengah yang menjadi wasit elite Asia.
·
Contoh kasus
Ada seorang wasit yang
memimpin pertandingan sepak bola antara kesebelasan A dengan kesebelasan B,
wasit tersebut bekerja tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan melanggar
kode etik perwasitan dalam sepak bola. Dalam pertandingan tersebut wasit
berusaha memenangkan kesebelasan A. Banyak keputusan yang tidak adil dan
kontroversial yang di buat oleh wasit. Tujuannya adalah untuk memenangkan
kesebelasan A. Salah satu contohnya adalah wasit tersebut membiarkan tim A yang melakukan pelanggaran kepada pemain tim B
di dalam kotak penalti, padahal seharusnya tim B mendapatkan hadiah penalti.
Dan sebaliknya pemain B yang tidak melakukan handsball di kotak penalti malah
di anggap handsball oleh wasit sehingga tim A mendapat hadiah penalti. Hal
tersebut jelas merugikan tim B karena tim B mengalami kekalahan dalam
pertandingan tersebut. Ternyata setelah di telusuri wasit tersebut menerima
suap dari tim A dengan tujuan supaya tiam A bisa memenangkan pertandingan. Hal
ini sudah mencederai sportifitas dalam sebuah pertandingan.
1. Menurut Al-Qur’an
Konsep Al-Quran tentang wasit
?. Dalil Al-Quran
pada hari
ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (YAA
SIIN ayat 65). Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (AL
MA’ARIJ ayat 33) [41:22] Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi
dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu {1333} bahkan kamu
mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
(FUSHSHILAT ayat 22). Kesaksian dan
keputusan seorang wasit dalam pertandingan sepak bola akan dimintai pertanggung
jawabannya. Keputusan wasit yang salah dan wasit tersebut tahu bahwa
keputusannya salah maka hal tersebut
bisa menjadi penyebab mereka dilemparkan ke neraka. Karena keputusan wasit tersebut
merugikan tim lawan secara di sengaja, karena wasit membela salah satu tim atau
bertindak secara tidak adil.
2.
Menurut Hadist
Hukum suap yang dilakukan oleh wasit sepak bola
sebagai sarana untuk mengambil hak, yang secara syar’i memang menjadi
hak pemiliknya, maka tindakan tersebut tetap haram, sekalipun tujuannya untuk mengembalikan
hak kepada salah satu tim yang ingin di menangkan, dan karenanya tidak
dibolehkan. Sebab, nas yang mengharamkan suap tidak disertai ‘illat
(alasan hukum), baik untuk merealisasikan kemaslahatan yang batil, atau yang haq.
Sebaliknya, nas-nas tentang larangan suap tersebut bersifat umum, sebagaimana
tampak dengan jelas pada nas-nas sebagai berikut:
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الرَّاشِيْ وَالْمُرْتَشِيْ
Laknat Allah kepada orang yang menyuap dan menerima
suap (HR Ahmad).
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم الرَّاشِيْ وَالْمُرْتَشِيْ وَالرَّائِشِ يَعْنِي الَّذِيْ يَمْشِيْ
بَيْنَهُمَا
Rasulullah saw. melaknat orang yang menyuap, menerima suap dan menjadi
perantara, yaitu orang yang mengantarkan keduanya (HR Ahmad).
Hadis-hadis ini bersifat umum, meliputi semua bentuk suap, baik untuk
menuntut hak yang haq maupun hak yang batil. Hadis-hadis ini juga tidak
menyatakan keharaman suap dengan ‘illat tertentu, ataupun ada nas lain
yang bisa digali dari sana ‘illat atas keharaman suap tersebut. Karena
itu, tidak boleh seorang pengacara (advokat) melakukan suap meski tujuannya
untuk memudahkan pengembalian hak kepada pemiliknya, karena hak tersebut sulit
dikembalikan, jika tanpa suap.
3.
Solusi
3.1. Memperkuat iman dan taqwa
Dalam profesi wasit sering kali terdapat
aktifitas dalam pekerjaan itu yang bertentangan dengan aturan Islam, salah
satunya adalah tindakan suap menyuap. Diperlukan adanya sikap untuk bisa
menghindari hal tersebut. Salah satunya adalah dengan memperkuat iman dan
taqwa. Banyak cara untuk memperkuat iman dan taqwa, salah satunya dengan cara yang
tetap yaiutu memahami ajaran agama Islam serta mengamalkannya dengan baik.
Firman Allah SWT terkandung dalam QS Al- Hasyr : 18

Artinya :
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr
: 18)
Selain
itu dijelaskan dalam QS An-Nisaa’ ayat 9
:

Artinya
:
Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.
3.2. Harus bertindak jujur
Dan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya hendaklah bersikap jujur atau tidak berdusta hal
ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW.
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan
keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama
kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. [HR.
Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 591]

Dari
‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Wajib atasmu
berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan
kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan
memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada
kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seseorang itu
berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai
pendusta”. [HR. Muslim juz 4, hal.
2013].
Tidak apa kalau kita melakukan kesalahan,
karena kesalahan adalah normal. Jadi akui saja kesalahan begitu kita melakukannya
di depan umum dan terpenting sebagai seorang wasit adalah berusaha menjalankan profesi tersebut
dengan kesungguhan hati yang ikhlas. Hal ini dapat dilihat dari Rasulullah
bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT
sangat mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan dengan penuh kesungguhan."
(HR. Thabrani).
BAB III
KESIMPULAN
Wasit
adalah sesorang yang di tunjuk sebagai pengambil keputusan di dalam suatu
pertandingan. Hampir seluruh pertandingan olah raga membutuhkan wasit sebagai
penengahnya. Begitu juga dengan sepakbola. Wasit sepak bola meemiliki peran
yang sangat besar. Ia dapat menjadi penengah yang baik maupun bencana bagi tim
yang di rugikan. Wasit merupakan salah
satu karir alternative dalam bidang olahraga. Sebagai sebuah profesi, wasit
harus memiliki criteria tertentu, antara lain : adanya latihan khusus dan
sertifikasi, memiliki tolok ukur dan etika, adanyan organisasi dan melakukan
komunikasi antara anggota, adanyan pengakuan dari masyarakat terhadap kegiatan
ini sebagai profesi, adanya tanggung jawab yang jelas, dan mengadakan hubungan
dengan profesi lain yang relevan. Profesi Wasit memiliki peranan sebagai pengatur jalannya pertandingan, sebagai pengambil
keputusan, sebagai penengah serta mencegah terjadinya kecurangan yang akan di
lakukan oleh salah satu tim.
Menurut pandangan islam profesi
wasit itu di bolehkan, asalkan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di
mana seorang wasit harus bertindak adil. Namun dalam praktenya seorang wasit
ada yang bekerja tidak amanah, di mana seorang wasit tidak mematuhi peraturan
yang berlaku dan cendereng merugikan salah satu tim. Sebagai contoh wasit yang
menerima suap, hal tersebut sangat di larang dan di haramkan dalam islam dengan
alasan apapun. Untuk menghindari hal tersebut Islam menganjurkan agar seorang
wasit memperkuat iman dan takwa supaya bisa berlaku jujur,amanah dan sesuai
dengan peraturan sehingga wasit tersebut bisa terhindar dari tindakan suap yang
dapat merugikan salah satu pihak dan dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar